Saturday, October 20, 2012

MAKALAH ANALISIS PERMINTAAN PASAR UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Interaksi di antara permintaan akan menentukan keadaan keseimbangan di pasar; yaitu keadaan dimana keinginan masyarkat untuk membeli adalah sama dengan keinginan produen barang untuk menjual barangnya.

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dalam menjalankan proses perkuliahan Ekonomi Manajerial Adapun tujuannya untuk lebih memperdalam cara menganalisa Permintaan pasar untuk pengambilan keputusan serta fungsi permintaan, kurve permintaan dan elistisitasnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1 Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:

“ Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. ”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
Harga barang itu sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah permintaan barang tersebut akan meningkat, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan menurun.

Harga barang substitusi (pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya kaus adalah pengganti kemeja. Jika di pasar harga kaus lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan akan kaus lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.


Harga barang komplementer (pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.

Jumlah Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi sebanyak 40 kg.

Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.

Intensitas kebutuhan konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00.

Perkiraan harga di masa depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.

Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.

1.3 Dasar Pengambilan Keputusan
a. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat subyektif. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat perasaan.

Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini memberikan keuntungan, yaitu :
§ Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
§ Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan

b. Pengambilan Keputusan Rasional yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional berfikir dan lebih bersifat objektif. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna pikir. Masalah–masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan dapat diukur.

c. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis di kemudian hari.

d. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan yang valid sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi. Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.

e. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang yaitu pengambilan keputusan yang berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Analisis Makalah
3.1.1. Fungsi Permintaan dan Kurva Permintaan
Fungsi Permintaan menujukan hubungan jumlah barang yang di minta dan semua factor yang mempengaruhinya. Fungsi Permintaan adalah suatu fungsi yang menyatakan hubungan antara harga dengan jumlah barang/jasa yag diminta atau ingin dibeli konsumen, jika variabel lain konstan [ceteris paribus]
Formula: Qd = f (P, Y, Ps, Pk, Po, t, …)
Keterangan:
· Qd = Jumlah permintaan suatu barang.
· P = Harga barang yang bersangkutan.
· Y = Pendapatan.
· Ps = Harga barang substitusi.
· Pk = Harga barang komplementer.
· Po = Jumlah penduduk [Populasi].
· t = Selera.

Asumsi: hanya variabel harga barang tersebut [P] yang diperhatikan sedangkan variabel lain dianggap konstan [ceteris paribus], sehingga formula di atas menjadi: Qd = f (P) atau P = f (Qd)

Hukum Permintaan
a) Jika harga barang/jasa naik / mahal maka permintaan konsumen terhadap barang/jasa tersebut akan turun/rendah [ceteris paribus]; dan
b) Jika harga barang/jasa turun /murah maka permintaan konsumen terhadap barang/jasa tersebut akan naik/tinggi [ceteris paribus].

Penulisan Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan dapat dituliskan dalam beberapa bentuk fungsi, yaitu sebagai:
v Fungsi Eksplisit: p = f (q), misalnya p = 20-2q;
v Fungsi Invers: q = g (p), misalnya q = 10 – ½p;
v Fungsi Implisit: h (p, q) = 0, misalnya 20 – 2q – p = 0.

Ciri-ciri Umum Fungsi dan Kurva Permintaan
a) Nilai-nilai q dan p yang berlaku adalah positif (q dan p > 0), terletak di kuadran I, pada interval tertentu dan kontinu. [Kurva di kuadran selain kuadran I digambarkan berupa garis putus-putus].
b) Antara variabel q dan varabel p berlaku hubungan 1-1, dalam arti pada harga tertentu hanya ada satu jumlah barang/jasa yang diminta/dibeli oleh konsumen.
c) Kurva Permintaan merupakan suatu garis dari kiri atas ke kanan bawah (menurun) secara monoton sehingga Kurva Permintaan mempunyai slope negatif.

Beberapa Bentuk Fungsi Permintaan dan Contohnya.
Bentuk Fungsi Linier
a) Sebagai Fungsi Eksplisit. Contoh: p = 20 – 2q => Titik kritis: (0, 20) dan (10,0).
b) Sebagai Fungsi Invers. Contoh: q = 10 – ½p => Titik kritis: (0, 20) dan (10,0).

Bentuk Fungsi Kuadrat
a) Sebagai Fungsi Eksplisit. Contoh: p = q² – 7q + 12 => Titik potong dengan sumbu q: (3, 0) dan titik potong dengan sumbu p: (3, 0) dan (4,0), titik puncak (3½, - ¼). Nilai q dan p yang berlaku 0 < q < 3 dan 0 < p < 12.
b) Sebagai Fungsi Invers. Contoh: q = p² – 7p + 12 => Titik potong dengan sumbu q: (12,03) dan titik potong dengan sumbu p: (0, 3) dan (0, 4), titik puncak (- ¼, 3½, ). Nilai q dan p yang berlaku 0 < q < 12 dan 0 < p < 3.

Bentuk Fungsi Pecah
Contoh: p = (2q + 4)/(q+1) => Titik potong dengan sumbu p: (0, 4) dan titik potong dengan sumbu q: (-2, 0), asimtot datar: q = ~ dan p =2, dan asimtot tegak: p = ~ dan q = -1. Nilai q dan p yang berlaku 0 < q < ~ dan 2 < p < 4.

3.1.2. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Dalam pengertiannya Konsep Elastisitas adalah suatu konsep yang dimana menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya. Dari derajat kepekaan respon yang diminta / ditawarkan ada berapa persen variable akan berubah sebagai akibat variable lain berubah 1%. Dalam hal ini pada dasarnya ada beberapa variabel yang mempengaruhi konsep elastisitas, maka beberapa variabel yang mempengaruhi konsep elastisitas, yaitu · Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
· Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Elastisitas Harga Permintaan adalah derajat kepekaan / respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut. Atau bisa dibilang dengan kata lain merupakan perbadingan dengan persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar.

Tanda elastisitas ini selalu negatif, karena sifat mempunyai hubungan yang berlawanan, maka disepakati elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari (<), sama dengan lebih besar (>=)dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute).

Rumus Umum
Pada Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand) memiliki bentuk rumus umum yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan :
Eh = Elastisitas harga Permintaan
Q = Jumlah barang yang diminta
P = Harga barang yang dimaksud
Δ = Tanda perubahan (Delta) atau hasil penggabungan
Hasil akhir dari rumus umum elastisitas tersebut memberikan beberapa kategori yaitu:
· Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].
· Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
· Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1).> % Δ Q].

Perbedaan pada ketiga katagori tersebut disebabkan karena adanya perbedaan total pada penerimaan sebagai akibat perubahan harga pada masing-masing kategori. Disamping memiliki perbedaan total penerimaan, Konsep elastisitas harga ini juga memiliki perbedaan pada letak titik kurva permintaannya.

3.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang.

Dari beberapa faktor tersebut juga akan mempengaruhi elastisitas besar atau kecilnya suatu harga elastisitas. Berikut ini akan dibahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Besar / Kecilnya suatu elastisitas.
Elastisitas akan mengalami besar apabila :
a. Terdapat banyak barang subsitusi yang baik
b. Harga relatif tinggi
c. Ada banyak kemungkinan-kem

Elastisitas akan mengalami kecil apabila :
1. Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.


3.2. Contoh Kasus
1. Seorang Prangko membeli 2 dan 3 prangko terkenal di pelelangan. Dia kemudian berjalan ke atas panggung dan dengan di saksikan orang banyak, ia membakar sebuah prangko tersebut.
a) Mengapa ?
b) Dapatkah anda member batas atas atau batas bawah perkiraannya tentang elestisitas harga dari permintaan / Jika demikian, mengapa ?
Jawab :
a) Dia berpikir bahwa ia mengharapkan dengan hilangnya satu prangko yang lain akan naik lebih dari 2 kali lipat.
b) Menghancurkan satu dari tiga prangko minimal akan menaikan dua kali lipat harga dua prangko sisanya. Dengan kata lain, penurunan 33, 33 % kuantitas akan menyebabkan kenaikan harga 100% (atau lebih)

Elistisitas harga dapat didefinisikan sebagai presentase perubahan harga, atau :
e = % Q / % P Dalam Kasus ini : e = -33,33/100 = -1/3
Kolektor prangko tersebut pasti sudah memperkirakan bahwa elastisitas minimal – 1/3
2. Tentukan elastisitas harga berikut ini :
a) Sebuah barang bebas (P = 0)
b) Total Revenue (TR) maksimal
c) Total Revenue (TR) turun kalau kuantitas naik
Jawab :
a) e = Q/Q
P/P
Karena P = 0, maka e = 0
b) Jika total revenue (TR) maksimal, kurva TR tersebut pasti mendatar. Ini berarti perubahan kecil dalam kuantitas tidak akan merubah TR. Sebagai contoh : kenaikan Q sebesar 1 % akan ditutup dengan penurunan harga sebesar 1 % pula, sehingga TR tetap.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Permintaan [Demand] adalah jumlah barang/jasa yang diminta atau ingin dibeli konsumen pada tingkat harga tertentu. Kurva permintaan adalah kurva/grafik yang menggamberkan pola hubungan antara jumlah barang/jasa yang diminta konsumen dengan tingkat harga.

Fungsi Permintaan adalah suatu fungsi yang menyatakan hubungan antra harga dengan jumlah barang/jasa yag diminta atau ingin dibeli konsumen, jika variabel lain konstan [ceteris paribus]

Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.


DAFTAR PUSTAKA
  • Arief. 2011. Analisis Permintaan. [tersedia online: ariefdiaster.blogspot.com/2011/03/analisis-permintaan.html diakses tanggal 15 Okober 2012
  • Lunibuk.com. Analisis Permintaan untuk pengambilan keputsan. [tersedia online: http://lunibuk.com/home.php?action=list&dir=PUSTAKA/BISNIS.DAN.FINANSIAL/EKONOMI.MANAJERIAL&order=name&srt=yes&nama=PUSTAKA/BISNIS.DAN.FINANSIAL/EKONOMI.MANAJERIAL/bab4.analisis.permintaan.pasar.untuk.pengambilan.keputusan.pdf.swf&cekd=ok&link=&namafile=bab4.analisis.permintaan.pasar.untuk.pengambilan.keputusan.pdf diakses tanggal 15ktober 2012
  • T. Gilarso SJ ; Pengantar ilmu Ekonomi Mikro. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2003
  • Rahardja dan Manurung; Uang, perbankan dan ekonmi moneter. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. 2004.


3 Comment's:

Simar Annaizar said...

Luar biassa a '-')b
Terus Berjuang Membangun Masa depan ..
Terus berimajinasi Membentuk Jati diri ..
:)

Unknown said...

Terima kasih dee :)
semiga bermanfaat bagikita semua, Aamiin

Unknown said...

Bermanfaat nih buat referensi :)

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes