KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah Yang
Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Pembuatan Makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya, Adapun tujuan penulisan
Materi ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan, pada
semester I, di tahun ajaran 2011, dengan judul Perkiraan Masyarakat Masa Depan dan Upaya
Pendidikan Dalam Mengantisipasi Masa Depan. Fokus
pada Perkiraan dan Antisipasi masyarakat di masa depan Dengan membuat tugas ini
kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal Karakteristik kehidupan di masa
depan.
Dalam penyelesaian Makalah ini, kami banyak
mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang
menunjang. Namun, berkat kemajauan IPTEK saat ini dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya Materi ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu,
sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bpk. H. Oman Rohman, A. Ma. Kepala Min Rajadesa,
yang telah memberikan ijin menggunakan fasilitas Intansi kepada kami.
2.
Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak
memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun
spiritual.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih
dalam proses pembelajaran, Pencarian Materi ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna Penyusunan Materi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga Materi yang sederhana ini,
dapat memberi Kontribusi dalam Mata Kuliah Pengantar Pendidikan.
Tim Penyusun
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pedidikan selalu bertumpuh pada kesejateraan,
yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa
kini, dan aspirasi serta harapan masa depan atau melalui pendidikan setiap
masyarakat akan melestariakn nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya yang telah
terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut. Melalui dengan
pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi
tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena
pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya, melalui
pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang akan dipilih masa kini sebagai
upaya mewujukan aspirasi dan harapan di masa depan. Dalam UU-RI No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain
bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang.
B. Tujuan.
1) Memahami
beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serta pranan
factor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
arus komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat
dalam layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut.
2) Memahami
berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik yang berkenan
dengan penyiapan manusia maupun yang berkenan dengan perubahan sosio-kultural,
serta pengembangan sarana pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang sedang
atau akan dilaksanakan.
C. Manfaat.
Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya guru, kajian
tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya
sendiri serta pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkiraan
Masyarakat Masa Depan.
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu
latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia
pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan
kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama
dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan
sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Dari sisi lain pendidikan
merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan
setiap masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan
nasional dinyatakan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai
peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan
kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan kebudayaan di
wariskan dan di pelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya
pendidikan di arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan yang
dimaksudkan dalam arti luas yaitu “ keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang
harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya itu (koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat:
1) Berwujud
ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2) Berwujud
kelakuan yankni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3) Berwujud
fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.(Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu semakin
penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik
bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya
selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan
masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa
karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa
depan yaitu:
a. Kecenderungan
Globalisasi yang Makin Kuat.
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berararti secara
umumnya, utuhnya,kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan
tanpa tapal batas administrasi negara, dunia menjadi amat tarnsparan, serta
saling ketergantungan antar bangsa didunia semakin besar; dengan kata lain:
“menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.” Menurut Emil salim
(1990; 8-9)
Terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling
kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni:
1. Bidang IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat
utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti computer dan
satelit. Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan
menjadi sempit dan transparan. Globalisasi IPTEK tersebut memeberi orientasi
baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
2. Bidang Ekonomi yang mengarah ke Ekonomi Regional dan Ekonomi
Global tanpa mengenal batas-batas Negara. Di berbagai bagian dunia telah
berkembang kelompok-kelompok Ekonomi Regional. Gejala lainnya adalah makin
meluasnya perusahaan Multi Nasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya
tertanam kuat di berbagai Negara. Globalisai Ekonomi telah menyebabkan Negara
hanya bertapal batas politik saja, sedangkan dari segi ekonomi semakin kabur.
3. Bidang Lingkungan Hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam
berbagai pertemuan Internasional, yang mencapai puncaknya pada Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya: konferensi PBB mengenai Lingkungan
Hidup dan Pembangunan (UNCED), pada awal Juni 1992 di Rio De Jeneiro, Brasil. Kerusakan
ke berbagai Negara di sekitarnya, bahkan mengancam keselamatan Planet ini. Oleh
karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang
pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup, atau
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
4. Bidang Pendidikan dalam kaitannya dengan Identitas Bangsa,
termasuk Budaya Nasional dan Budaya-budaya Nusantara. Disamping terpaan tentang
gagasan-gagasan dalam Pendidikan Globalisasi terjadi pula secara langsung
menerpa setiap individu Manusia melalui Buku, Radio, Televisi, dan Media
lainnya.
Di samping
keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam Bidang
Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Paham Demokrasi dan sebagainya.
Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat
dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi yang
menekankan perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus tetap
menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.
b. Perkembangan
llmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan IPTEK yang makin cepat dalam Era Globalisasi merupakan
salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. globalisasi perkembangan IPTEK
tersbut dapat berdampak positif ataupun negatif, tergantung pada kesiapan
bangsa beserta kondisi sosial-budayanya untuk menerima limpahan Informasi atau Teknologi
tersebut. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan IPTEK
yang terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila kondisi
sosial-budayanya belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono, 1990:
14-15). Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan
Landasan Ontologism, Epistemologis, dan Aksiologisnya (Filsafat
Ilmu, 1981: 9-15). IPTEK membantu mengembangkan peranti yang dapat mengatasi
berbagai kekurangan atau keterbatasan alat indera, dan pada gilirannya, peranti
itu sangat membantu mengebangkan IPTEK itu sendiri. Globalisasi perkembangan IPTEK
yang cepat tersebut adalah peluang dan tantangan. Terbuka peluang bagi kita
untuk mengikuti perkembangan IPTEK tersebut secara dini sebaliknya apabila
masyarakat belum siap menerimanya, maka akan berubah menjadi tantangan.
c. Perkembangan Arus Komunikasi Yang Semakin Padat dan Cepat.
Pada umumnya Bentuk Komunikasi Langsung (Verbal atau Non Verbal)
di kenal sebagai Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication), baik Komunikasi
Antar Orang (Dyadic communication), maupun Komunikasi Dalam Kelompok Kecil (Small
Group Communication) dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak yang
berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan Monolog
adalah Komunikasi Publik, yang dibedakan atas Komunikasi Pembicara-Pendengar (Speker
Audience Communication). Beberapa unsur proses komunikasi yaitu:
1. Sumber pesan
seperti harapan, gagasan, perasaan atau prilaku yang diinginkan oleh pengirim
pesan.
2. Penyandian (Encoding),
yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan
alat pengiriman pesan.
3. Transmisi (Pengiriman)
pesan.
4. Saluran.
5. Pembukasandian
(decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang di terima kedalam isi pesan oleh
penerima.
6. Reaksi Internal
penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
7. Gangguan
atau Hambatan (Noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan
komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan di percepat di masa
depan mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
d. Penigkatan Layanan Profesional.
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya
kebutuhan layanan profesionalisme dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Karena perkembangan IPTEK akan makin cepat serta perkembangan arus informasi
yang semakin padat dan Tepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas
wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena
itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih
baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh
pemangku profesi tertentu, atau layanan professional, akan semakin penting
untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Status professional memerlukan persyaratan yang berat, sehingga
tidak semua jenis pekerjaan dapat memperolehnya. Sehinga tuntutan mutu layanan
professional tersebut semakin tinggi pula hal itu menuntut suatu kerja sama
antar tenaga professional yang semakin erat. Dengan demikian, kualitas hidup
dan kehidupan manusia dalam masyarakat di masa depan akan lebih baik lagi.
B.
Upaya
Pendidikan Dalam Mengantisipasi Masa Depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri
globalisasi, kemajuan IPTEK, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat
dan cepat, dan sebagainya, telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi
segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut.
Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi
tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat
yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan
pendekatan sistematik. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci
keberhasilan Bangsa dan Negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk
itu diperlukan:
1. Tuntutan
Bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Setiap upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap Konstelasi
Dunia pada masanya (pada masa lampau, kini, akan datang) adalah proses Modernisasi
sebagai perkiraan masyarakat masa depan. Berdasarkan acuan normatif yang
berlaku (UU RI No. 2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya) telah ditetapkan
rumusan tujuan Pendidikan di Indonesia, yang dapat di anggap sebagai profil
manusia Indonesia di masa depan, salah satu ketentuan penting dalam
perundang-undangan tersebut adalah ketetapan Pendidikan dasar sembilan tahun. Tuntutan
manusia Indonesia di masa depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang
sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dimasa depan tersebut.
Beberapa diantaranya seperti: Ketanggapan terhadap berbagai masalah Sosial, Politik,
Kultural, dan Lingkungan. Kreativitas didalam menemukan alternatif pemecahannya.
Efisiensi dan Etos kerja yang tinggi. Upaya Mengantisipasi Masa Depan.
2. Perubahan
Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan
dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan kaidah
yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari
berbagai hal, seperti Agama, Hukum, Adat istiadat, Moral, dan sebagainya, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan
masyarakat yang majemuk terjadi variasi system nilai dan tata kelakuan (
sebagai wujud ideal dari Kebudayaan Nusantara). Salah satu pengaruh nilai akan
tampak dalam sikap (Attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum, maka
sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan
untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut ( dapat positif
ataupun negatif). Sebagai kemampuan internal, kemungkinan berbagai alternative
untuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga Aspek, yaitu: Aspek
Kognitif, Aspek Afektif, dan Aspek Konatif. Perubahan nilai dan sikap dalam
rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga
dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek
pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan
Indonesia seyogyanya akan tetap dilestarikan, agar terhindar dari krisis
identitas.
3. Pengembangan
Kebudayaan.
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah
upaya yang berkaitan dengan pengembangan Kebudayaan dalam arti luas, termasuk
hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan mencakup
unsur-unsur mulai dari System Religi, Kemasyarakatan, Pengetahuan, Bahasa,
Kesenian, Mata Pencaharian, sampai dengan System Teknologi dan Peralatan (Koentjaraningrat,1974:12).
Unsur terakhir tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsur
lainnya; akan tetapi, perubahan masyarakat Indonesia dari masyarkat pertanian
ke masyarakat industri dan masyarakat informasi telah meyebabkan keseluruhan
unsur-unsur tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat. Oleh karena itu,
manusia Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis
yang ada di Nusantara) dan Budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak Budaya–budaya
Nusantara tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh “Budaya Dunia”
(Refleksi, 1990: 3-4). Dalam menghadapi berbagai pengaruh tersebut setiap
individu diharapkan dapat menyelaraskannya dengan baik, agar dapat menyesuaikan
diri dengan dunia yang selau berubah tersbut dengan berhasil. Saling pengaruh
dalam pengembangan Kebudayaan di dunia ini, merupakan hal lumrah.
4. Pengembangan
Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi
masa depan, karena Pendidikan selalu berorientasi pada penyiapan peserta
didik untuk berperan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu prasyarat utama untuk
menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan tantangannya.
Khusus untuk menyongsong Era Globalisasi yang makin tidak
terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam
Bidang Pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (1990:33) mengemukakan lima strategi dasar
dalam Era Globalisasi tersebut yakni :
1) Pendidikan
untuk pengembangan IPTEK ,dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital,
seperti Manufacturing Pertanian, sebagai modal utama untuk menghadapi
globalisasi.
2) Pendidikan untuk
pengembangan Keterampilan Manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan
untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrument operasional untuk
berkiprah dalam globalisasi.
3) Pendidikan
untuk pengelolaan Kependudukan, Lingkungan, Keluarga Berencana, dan Kesehatan sebagai
penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnnya system pendukung
kehidupan manusia.
4) Pendidikan
untuk pengembangan System Nilai, termasuk Filsafat, Agama dan Teknologi demi
ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan Bangsa.
5) Pendidikan
untuk mempertinggi Mutu Tenaga Kependidikan dan Kepelatihan, termasuk Pengelola
Sistem Pendidikan Formal dan Non Formal, demi penggalakan peningkatan pemerataan
Mutu, Relevansi, dan Efeisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.
Khusus untuk Pendidikan Tinggi, terdapat kecenderungan
berkembangnya pola pemecahan masalah secara multi disiplin. Oleh karena itu,
diperlukan suatu program pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian yang akan
memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang kerjasama dengan bidang
keahlian lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta
didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Pendidikan
seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan
keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa
karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa
depan yaitu:
1. Kecenderungan
globalisasi yang makin kuat.
2. Perkembangan
IPTEK yang makin cepat.
3. Perkembangan
arus informasi yang makin padat dan cepat.
4. Kebutuhan/ tuntutan
peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan manusi.
Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta
diperkirakan akan makin penting peranannya di masa depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri
globalisasi, kemajuan IPTEK, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat
dan cepat, dan sebagainya, telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi
segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut.
Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi
tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan Pendidikan dalam masyarakat
yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan
pendekatan Sistematik-sistematik. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang
akan datang untuk itu diperlukan:
1. Tuntutan
bagi manusia masa depan.
2. Upaya
mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai dan
sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta
pengembangan sarana pendidikan.
Daftar Pustaka
- Prof. Dr. Tirtarahardja U dan Drs. La Sulo S. L., 2005, Pengantar
Pendidikan, Jakarta; Rineka Cipta.
- http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/14/bab-iv-perkiraan-dan-antisipasi-terhadap-masyarakat-masa-depandoc/
0 Comment's:
Post a Comment